5 Presiden Ini Tetap Menang Pemilu AS Walau Tak Raih Suara Terbanyak


 Dari 58 pilpres dalam riwayat Amerika Serikat, 53 juara sukses menang pada Electoral College serta suara simpatisan paling banyak. Tetapi pada lima pemilu yang ketat sekali, terhitung pemilu untuk dua dari 3 presiden paling akhir, juara dalam Electoral College sebenarnya ialah mereka yang kalah dalam penyeleksian umum.

agen togel singapore asyiknya bermain togel pasaran sydney

Presiden serta wapres AS tidak diputuskan lewat pengambilan suara langsung.


Kebalikannya, Pasal II sisi I Konstitusi mengendalikan penyeleksian tidak langsung dari kedudukan paling tinggi negara oleh sekumpulan "pemilih" yang dipilih negara. Secara kelompok, barisan ini diketahui selaku Electoral College.


Untuk memenangi pilpres di zaman kekinian, seorang calon harus memperoleh 270 dari keseluruhan 538 suara elektoral. Negara sisi diberi suara elektoral berdasar jumlah perwakilan yang mereka punyai di DPR ditambahkan dua senator mereka. Beberapa pemilih dipisah menurut jumlah warga di tiap negara sisi, tapi bahkan juga negara sisi yang sedikitnya warganya secara konstitusional ditanggung dengan minimum tiga pemilih (satu perwakilan serta dua senator).


Agunan minimal ini bermakna jika negara sisi dengan komunitas yang lebih kecil selanjutnya mempunyai perwakilan yang semakin besar di Electoral College per kapita.


Wyoming, misalkan, mempunyai satu perwakilan DPR untuk semuanya seputar 570.000 penghuninya. California, negara sisi yang semakin lebih padat, mempunyai 53 perwakilan di DPR, tapi semasing anggota konferensi serta wanita sebagai wakil lebih dari 700.000 masyarakat California.


Sebab sejumlah besar negara sisi (48 plus Washington D.C ) memberi seluruh suara elektoral mereka ke orang yang memenangi suara terkenal di semua negara sisi, secara matematis kemungkinan untuk memenangi semakin banyak suara elektoral sekalian selalu kehilangan suara terkenal.


Misalkan, bila satu calon meraih kemenangan dengan prosentase besar di sejumlah negara sisi yang paling padat, misalkan, mereka kemungkinan memenangi suara terkenal.


Tapi bila musuh mereka memenangi sekumpulan negara sisi yang lebih kecil dengan beda tipis, ia bisa memenangi Electoral College. Pada intinya hal itu yang berlangsung di tahun 2016.


Merilis situs History, Selasa (3/11/2020), berikut 5 presiden yang sukses memenangi pemilu meskipun tidak mendapatkan suara simpatisan paling banyak:


Ini ialah pertama kali dari 2 peluang saat seorang yang selanjutnya dipilih selaku presiden pertamanya kehilangan suara rakyat serta suara elektoral.


Di tahun 1824, ada empat capres di mana seluruh anggota tiba dari partai Demokrat-Republik yang serupa. Mereka ialah Andrew Jackson, John Quincy Adams, William Crawford serta Henry Clay.


Saat suara dihitung, Andrew Jackson memenangi beberapa suara terkenal serta Electoral College. Tapi untuk memenangi bangku kepresidenan, dia memerlukan lebih dari pluralitas (suara elektoral paling banyak).


Calon memerlukan sebagian besar (lebih dari 1/2) serta Jackson memerlukan 32 suara elektoral yang kembali.


Dalam masalah di mana tidak ada capres yang memenangi sebagian besar suara elektoral, Konstitusi mengirim suara itu ke DPR. Menurut Amandemen keduabelas, DPR cuman bisa memberi suara untuk tiga peraup suara paling atas, yang hilangkan Clay dari penyalonan, tapi tidak hentikan Clay untuk diperhitungkan memakai dampaknya selaku Ketua DPR.


DPR pilih untuk jadikan Adams selaku presiden, walau Jackson sudah menaklukkan Adams dengan 99 suara elektoral jadi 84. Adams kembali serta menunjuk Clay selaku Menteri Luar Negeri. Hal itu malah membuat geram Jackson, yang mendakwa beberapa lawannya mengambil penyeleksian dalam proses tawar-menawar yang korup.


Serupa dengan 1824, penyeleksian tahun 1876 tidak ditetapkan oleh beberapa pemilih, tapi oleh Konferensi. Tetapi kesempatan ini, Konstitusi tidak mempunyai jawaban atas kritis elektoral yang tengah ditemui.


Kompetisi jelek berlangsung di antara Republikan, Rutherford B. Hayes serta Demokrat, Samuel Tilden. Saat suara dihitung, Tilden memenangi 184 suara elektoral, pas satu suara di bawah sebagian besar yang diperlukan untuk waktu itu untuk memenangi bangku kepresidenan. Hayes cuman memenangi 165, tapi 20 suara elektoral kembali masih juga dalam perselisihan.


Partai Republik berkeberatan dengan dari hasil Florida, Louisiana serta South Carolina, sebab ke-2 partai mengakui calon mereka sudah memenangi negara sisi. Sebab hal itu, Konstitusi mempunyai gagasan cadangan bila tidak ada calon yang memenangi sebagian besar suara elektoral, tapi tidak ada proses pengerjaan perselisihan semacam itu.


Oleh karena itu, Konferensi membuat Komisi Penyeleksian Federasi bipartisan yang terbagi dalam perwakilan DPR, senator, serta hakim Mahkamah Agung. Komisi memberi suara untuk memberi seluruh 20 suara penyeleksian yang disengketakan ke Hayes, yang memenangi penyeleksian dengan beda tipis: 185 sampai 184.


Kenapa Komisi pada akhirnya memilih untuk memberikan penyeleksian ke Hayes, yang sudah kehilangan suara terkenal serta suara elektoral?


Umumnya sejarawan yakin jika ada persetujuan yang ditengahi di antara ke-2 faksi.


Demokrat, yang bentengnya ialah Selatan, sepakat untuk biarkan Hayes jadi presiden dengan imbalan jika faksi Republik janji untuk memikat seluruh pasukan federasi dari sisa negara sisi Federasi. Itu salah satunya fakta penting kenapa Rekonstruksi ditinggal di tahun 1877.


Kompetisi antar calon di tahun 1888 di antara Presiden Demokrat yang tengah memegang yaitu Grover Cleveland serta lawan dari Partai Republik Benjamin Harrison diwarnai dengan korupsi.


Ke-2 partai mendakwa calon lain bayar masyarakat untuk pilih calon mereka. Yang disebutkan "floaters" ialah pemilih tiada kesetiaan partai yang dapat dipasarkan ke penawar paling tinggi.


Di Indiana, satu surat ada yang diperhitungkan memperlihatkan Partai Republik merencanakan untuk beli pemilih serta mengusik usaha suap oposisi sendiri. Saat itu, Demokrat Selatan lakukan semua daya mereka untuk mendesak suara masyarakat berkulit Hitam, yang sejumlah besar bersekutu dengan Partai Republik, "partai Lincoln".


Saat kompetisi jelek pada akhirnya usai, Cleveland serta Demokrat kuasai semua daerah Selatan sesaat Harrison dari Partai Republik memenangi Utara serta Barat, terhitung negara sisi asal Cleveland, Indiana dengan beda tipis. Dengan sapu Selatan, Cleveland memenangi suara terkenal dengan lebih dari 90.000 suara, tapi ia kalah dalam penyeleksian umum 233 banding 168.


Empat tahun selanjutnya, Cleveland kembali lagi serta menaklukkan Harrison, jadi presiden AS pertama serta salah satu yang memegang sepanjang dua masa tetapi tidak beruntun.


Sepanjang 112 tahun selanjutnya, hasil penyeleksian normal kembali dengan juara dari Electoral College ambil suara paling banyak. Selanjutnya tiba pilpres tahun 2000 yang diperebutkan dengan seru serta bersambung sampai ke Mahkamah Agung.


Calonnya ialah George W. Bush dari Partai Republik yang adalah putra bekas presiden, serta pesaingnya dari Demokrat Al Gore, yang memegang selaku wapres di bawah Presiden Bill Clinton.


Saat malam penyeleksian, hasilnya begitu dekati untuk diambil kesimpulan di tiga negara sisi: Oregon, New Mexico serta Florida.


Gore pada akhirnya memenangi Oregon serta New Mexico dengan margin sangat tipis (cuman 366 suara di New Mexico), yang tinggalkan Florida untuk memutus kepresidenan.


Perlombaan di Florida benar-benar dekat hingga undang-undang negara sisi mewajibkan perhitungan ulangi.


Saat Menteri Luar Negeri Florida Katherine Harris mengatakan Bush selaku juara dengan 537 suara, Gore menuntut, dengan fakta jika tidak seluruhnya surat suara sudah dihitung. Masihlah ada timbunan kartu berlubang yang disisihkan sebab kekeliruan pemilih yang menyebabkan penyimpangan yang disebutkan "anak menggantung", "anak hamil", serta "anak berlesung pipit".


Mahkamah Agung Florida berpihak Gore, tapi Bush ajukan banding ke Mahkamah Agung AS, yang selanjutnya memberi suara 5 banding 4 untuk menggagalkan keputusan pengadilan Florida serta hentikan perhitungan ulangi.


Dengan suara Florida yang sukses dipengang pada tangan, Bush memenangi Electoral College 271 banding 266, sesaat Gore pada akhirnya memperoleh 500.000 semakin banyak suara dalam penyeleksian umum.


Dalam kemenangan mengagetkan yang melawan sejumlah besar jajak opini pra-pemilihan, calon di luar Partai Republik Donald Trump menaklukkan calon dari Demokrat yaitu Hillary Clinton, istri bekas presiden, Bill Clinton. Kemenangan ini lepas dari bukti jika Hillary Clinton terima 2,8 juta semakin banyak suara dalam suara terkenal.


Clinton tampil baik sekali di beberapa kota besar serta negara sisi yang padat warga seperti California serta New York, di mana ia menaklukkan Trump semasing dengan 30 point prosentase serta 22,5 point prosentase.


Tapi Trump menyaksikan kemenangan tipis di negara sisi medan pertarungan seperti Wisconsin (0,8 persen), Pennsylvania (0,7 %) serta Michigan (0,2 %).


Selanjutnya, Trump kemungkinan sudah kehilangan juta-an suara terkenal, tapi ia memenangi Electoral College secara memberikan keyakinan dengan 304 suara elektoral dibanding dengan 227 suara yang dicapai Clinton.


Postingan populer dari blog ini

4 Kejadian Nyata di Hari Halloween yang Berujung Malapetaka

Tea, weather and being on time In lovely weather today

beneficial through little ones, yet in the present conditions